Garut _ Jumat, 14 Jumadil Akhirah 1447 H / 05 Desember 2025 Siang.
Pengurus Daerah (PD) Persatuan Islam Kabupaten Garut, menerima kunjungan kerja Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, pada kegiatan yang berlangsung dalam suasana penuh kehangatan ini menjadi momentum penting dalam mempererat silaturahmi antarormas Islam sekaligus memperkuat sinergi keumatan di Kabupaten Garut.

Agenda utama pertemuan ini adalah silaturahmi MUI Kabupaten Garut dengan PD Persis Garut, yang menjadi bagian dari rangkaian kunjungan MUI ke berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di wilayah Garut. Kunjungan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat komunikasi, menyamakan visi, serta membangun kebersamaan antarormas dalam menghadapi berbagai tantangan umat dewasa ini.
Sambutan Ketua PD Persis Garut

Dalam sambutannya, Ketua PD Persis Garut Al-Ustadz Dr. H. Gun Gun Abdul Basit, M.Ag menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan atas kunjungan kerja Pengurus MUI Kabupaten Garut. Ia menegaskan bahwa silaturahmi ini merupakan yang pertama dari rangkaian rencana MUI untuk mengunjungi ormas-ormas Islam yang ada di Kabupaten Garut. Hal tersebut menjadi kehormatan tersendiri bagi keluarga besar Persis.
Ketua PD Persis Garut menekankan bahwa silaturahmi bukan hanya sekadar pertemuan formal, tetapi merupakan sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Ia menyatakan bahwa sinergi antarormas Islam sangat dibutuhkan dalam memperkuat dimensi keislaman, kebangsaan, keormasan, dan keumatan.
“Kedekatan antarormas Islam di Garut sudah terlihat nyata, salah satunya dalam pelaksanaan Musda MUI Kabupaten Garut. Acara yang semestinya berlangsung selama dua hari, Alhamdulillah bisa diselesaikan dalam waktu setengah hari. Ini menandakan kuatnya kebersamaan dan kekompakan umat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua PD Persis Garut memaparkan perkembangan organisasi di wilayah Garut. Saat ini, PD Persis Garut telah memiliki 37 Pimpinan Cabang (PC) yang tersebar di 36 kecamatan. Namun, masih terdapat enam kecamatan yang belum terbentuk PC Persis, yaitu Kecamatan Limbangan, Singajaya, Mekarmukti, Cihurip, Cisewu, dan Cigedug (LSMC3). Ia berharap dengan adanya dorongan dan sinergi bersama MUI serta ormas-ormas lain, target pembentukan PC di seluruh kecamatan bisa segera terwujud.
Selain itu, Ketua PD Persis Garut juga menyampaikan bahwa jumlah pesantren Persis di Kabupaten Garut kini telah mencapai 30 pesantren. Keberadaan pesantren-pesantren tersebut menjadi bagian penting dalam membina generasi muda yang berakidah lurus, berakhlak mulia, dan memiliki wawasan keislaman yang kuat.
Ia juga menyinggung sejarah kelahiran ormas-ormas Islam di Indonesia yang tidak terpaut jauh satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, ormas-ormas Islam lahir dengan semangat yang sama, yakni memperjuangkan dakwah, pendidikan, dan kemajuan umat. Oleh karena itu, perbedaan yang ada seharusnya menjadi rahmat dan kekuatan, bukan sumber perpecahan.
Sambutan Ketua MUI Kabupaten Garut

Ketua MUI Kabupaten Garut, KH. Abdul Mujib, M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari PD Persis Garut. Ia juga mengenang sosok almarhum KH. Aceng Zakaria (Allahu Yarham), yang tiga bulan sebelum wafatnya sempat bersilaturahmi ke Ketua PCNU dan Pondok Pesantren Fauzan. Kunjungan tersebut menjadi bagian dari ikhtiar beliau dalam menjaga persatuan umat hingga akhir hayatnya.
KH. Abdul Mujib, M.Ag, juga menyampaikan wasiat KH. Aceng Zakaria agar umat Islam senantiasa menjaga agama, terutama di tengah berbagai upaya yang mencoba merendahkan nilai-nilai agama dengan beragam cara. Menurutnya, tantangan terhadap agama semakin kompleks, sehingga dibutuhkan kekokohan iman dan persatuan umat.
Pasca wafatnya Ketua MUI Kabupaten Garut, KH. Sirajul Munir, KH. Abdul Mujib, M.Ag diamanahi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua MUI Kabupaten Garut. Hingga saat ini, beliau telah menjalankan amanah tersebut selama kurang lebih tiga bulan, dan diperkirakan akan berlanjut hingga pelantikan pengurus baru sekitar empat bulan ke depan.
Selain sebagai Plt Ketua MUI, KH. Abdul Mujib juga menjabat sebagai Wakil Ketua Syuriyah PW NU Jawa Barat serta menjadi pengurus PWI (Persatuan Walisongo Indonesia). Dengan berbagai amanah tersebut, ia menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan persatuan umat dan penguatan peran ulama di tengah masyarakat.
Menurut KH. Abdul Mujib, masalah besar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah perbedaan yang berujung pada konflik. Perbedaan tersebut sejatinya merupakan sunnatullah, namun jika tidak dikelola dengan baik, ia dapat menjadi sumber perpecahan yang melemahkan umat. Oleh sebab itu, perbedaan-perbedaan yang ada harus segera diislahkan dan dikelola dalam bingkai ukhuwah.
Ia menegaskan bahwa pemersatu umat Islam adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits. Sementara itu, ijma’ dan qiyas harus tetap merujuk dan sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan menjadikan dua sumber utama tersebut sebagai pijakan bersama, umat Islam akan memiliki dasar yang kuat dalam menghadapi perbedaan.
“MUI adalah rumah bersama bagi seluruh ormas Islam. Memang secara tradisi Ketua MUI selalu dari NU karena dianggap sebagai ormas terbesar, tetapi dalam tasykil kepengurusan, MUI harus memfasilitasi perwakilan dari seluruh ormas Islam yang ada,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada PD Persis Garut agar dalam satu tahun ke depan, PC Persis sudah bisa terbentuk di seluruh kecamatan di Garut, khususnya di enam kecamatan yang masih belum terjangkau. Menurutnya, pemerataan struktur organisasi akan memperkuat peran dakwah dan pembinaan umat di tingkat akar rumput.
KH. Abdul Mujib, M.Ag, menekankan bahwa kebersamaan antarormas bukan hanya sebatas saling menghargai perbedaan, tetapi harus diwujudkan dalam saling memberi manfaat dan kebaikan. Dari sekarang ke depan, ia mengingatkan agar tidak ada lagi bentrok dan konflik sesama ormas. Tidak boleh saling menyalahkan, apalagi saling menyudutkan.
Sambutan Sekretaris MUI Kabupaten Garut

Sementara itu, Sekretaris MUI Kabupaten Garut, Ust. Drs. H. Yusuf Sapari, MM.Pd, menyampaikan beberapa informasi penting terkait hubungan MUI dengan pemerintah daerah. Ia mengungkapkan bahwa Bupati Garut menginginkan agar PD Persis Garut dapat naik kelas dalam hal bantuan dari pemerintah. Dengan meningkatnya peran dan kontribusi Persis, diharapkan dukungan dari pemerintah juga semakin besar.
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini bantuan dari pemerintah daerah melalui MUI telah diberikan kepada tiga ormas besar, yaitu NU, Muhammadiyah, dan Persis. Hal ini menunjukkan pengakuan pemerintah terhadap peran strategis ormas Islam dalam pembangunan umat dan masyarakat.
Drs. Ust. Yusuf Sapari MM.Pd turut menyampaikan bahwa Pengurus MUI Kabupaten Garut yang baru dijadwalkan akan dilantik pada tanggal 07 Januari 2026 di Pendopo Kabupaten Garut. Pelantikan ini diharapkan menjadi momentum baru untuk memperkuat program-program MUI ke depan.
Selain itu, ia juga menginformasikan bahwa dalam kepengurusan MUI Kabupaten Garut yang baru, Al-Ustadz Dr. H. Gun Gun Abdul Basit, M.Ag Ketua PD Persis Garut akan Masuk Jajaran Pengurus MUI Kabupaten Garut, dengan diamanahi sebagai Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Garut, sekaligus menjabat sebagai Wakil Sekretaris MUI Kabupaten Garut. Dengan formasi kepengurusan yang baru ini, diharapkan MUI semakin solid dan progresif dalam menjalankan perannya.
Penutup
Kunjungan kerja Pengurus MUI Kabupaten Garut ke PD Persis Garut ini menjadi tonggak penting dalam menguatkan silaturahmi dan sinergi antarormas Islam di Kabupaten Garut. Pertemuan ini bukan hanya mempererat hubungan kelembagaan, tetapi juga meneguhkan komitmen bersama untuk menjaga persatuan umat, mengelola perbedaan dengan bijak, serta memperkuat peran dakwah di tengah tantangan zaman.
Semangat kebersamaan yang terpancar dalam pertemuan tersebut menjadi harapan baru bagi terwujudnya Garut yang religius, harmonis, dan berkeadaban. Dengan sinergi antara MUI, Persis, serta seluruh ormas Islam lainnya, diharapkan umat Islam di Garut semakin kokoh dalam akidah, dewasa dalam menyikapi perbedaan, dan produktif dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Rep. _ Abu Hanifah_
