Garut, Selasa 28 Dzulhijjah 1446 H / 24 Juni 2025 M_ Siang
Optimalisasi Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi Barisan Muda Persatuan Islam Kabupaten Garut Gelar Diskusi Fiqih Lingkungan
Dalam semangat membangun kesadaran ekologis yang lebih kuat dan bernilai spiritual, tiga organisasi kepemudaan Islam di Garutya kni PD HIMA PERSIS, PD IPP, dan PD IPPI—yang tergabung dalam Barisan Muda Persatuan Islam Kabupaten Garut, menggelar sebuah diskusi panel penting bertajuk “Fiqih Lingkungan: Optimalisasi Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi.”
Di tengah meningkatnya urgensi krisis lingkungan hidup, kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan aktivis pemuda, tokoh agama, akademisi, serta pejabat publik untuk menggali dan menyatukan gagasan tentang peran manusia sebagai penjaga bumi, bukan perusaknya.
Islam dan Ekologi: Kembali pada Fitrah Khalifah
Diskusi ini menjadi tonggak spiritual-ekologis dalam memahami hubungan antara manusia dan alam menurut perspektif Islam. Para narasumber menekankan bahwa Islam sejatinya telah mengamanatkan manusia sebagai khalifah —mandataris Tuhan—yang harus menjaga, bukan mengeksploitasi bumi.
Ustadz Lamlam Pahala, akademisi sekaligus aktivis PERSIS, menggarisbawahi pentingnya menjadikan fiqih lingkungan bukan sekadar wacana, melainkan aksi yang berpijak pada nilai-nilai Islam. “Tanggung jawab menjaga lingkungan adalah amanah ilahiyah. Merusaknya berarti mengingkari peran spiritual kita sebagai khalifah,” tegasnya.
Kolaborasi Lintas Generasi dan Sektor
Diskusi dibuka oleh kehadiran para tokoh penting, termasuk Anggota DPR RI Komisi X, Kang Hoerudin Amin, yang menyampaikan keprihatinannya atas kondisi lingkungan di Garut. Ia menyerukan keterlibatan aktif pemuda demi menghijaukan kembali wilayah yang kian tergerus oleh kerusakan: “Leuweung ruksak, cai beak, jalma balangsak” —hutan rusak, air habis, manusia menderita.
Wakil Bupati Garut, Ibu Hj. drg Putri Karlina, MBA dalam keynote speech -nya mengapresiasi inisiatif organisasi kepemudaan Islam, namun mengingatkan agar diskusi ini tidak berhenti sebagai seremoni belaka. Menurutnya, pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan pun harus turut berbenah dan menjadi garda terdepan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Suara dan Solusi dari Para Ahli
Rangkaian diskusi juga diisi oleh berbagai tokoh lintas latar belakang. Kang Irvan Efrizal, Penasehat Gubernur Jawa Barat bidang lingkungan dan pendidikan berbasis budaya lokal, menekankan pentingnya pendekatan kemanusiaan: “Krisis bukan hanya di sekitar kita, tetapi dalam ketidakmampuan kita untuk bertindak. Respon lingkungan butuh kesadaran personal.”
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut turut memberi data bahwa indeks pencemaran air di wilayah ini tergolong sedang. Namun masih banyak PR besar seperti standar mutu air, limbah IPAL, serta kualitas sungai dan sektor perikanan.
Sementara itu, Kang Gilang dari Pandawara Group, sebagai bintang tamu diskusi, menantang peserta agar menjadikan diskusi ini sebagai awal dari gerakan nyata. “Bukan lingkungan yang rusak. Tapi kesadaran manusianya yang masih belum terbangun,” serunya lantang.
Komitmen Barisan Muda: Dari Diskusi ke Aksi
Ketua PD HIMA PERSIS Kabupaten Garut, Kang Rizki Insani, menekankan pentingnya peran pemuda dan mahasiswa sebagai mitra kritis pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi persoalan lingkungan. Baginya, kolaborasi antar organisasi dan dengan pemangku kebijakan merupakan kunci membangun ekosistem ekologis yang adil dan berkelanjutan.
Deklarasi semangat perubahan ini ditegaskan dalam komitmen bersama: bahwa menyelamatkan bumi adalah bagian dari ibadah dan keimanan, bukan tugas teknis belaka.
Undang-Undang dan Kesadaran Kolektif
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak dasar setiap warga negara. Maka, menjaga lingkungan bukan sekadar aktivitas pilihan, tetapi bentuk nyata keadilan antar generasi.
Barisan Muda Persis Garut dengan lantang mengajak seluruh masyarakat—terutama warga Persatuan Islam—untuk menjadi contoh dalam gaya hidup bersih dan bertanggung jawab. Mulai dari diri sendiri, mulai dari rumah, mulai dari hal kecil.
Hijrah Menuju Ekologi Qurani
Diskusi ini bukan akhir, melainkan awalan dari gerakan ekologis Islami yang lebih terstruktur. Dengan bekal ilmu, iman, dan kolaborasi, Barisan Muda Persis Kabupaten Garut telah menunjukkan bahwa membangun peradaban hijau bukan utopia, melainkan keniscayaan.
Lingkungan Bersih, Hidup Sehat, Garut Hebat!
Rep_Infokom PD Persis Garut